Tuesday, December 26, 2017

KAPET HARUSNYA DI DUKUNG BUKAN DIKUDUNG


TAHUN 2014 LALU KEBIJAKAN TENTANG KAPET DI KUDUNG PEMERINTAH


KAPET atau KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPARU adalah sebuah terobosan pengembangan daerah dengan tujuan sebagai jembatan emas pemerintah pusat di daerah untuk percepatan pembangunan menuju pemerataan pembangaunan antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia, Ada 13 KAPET di Indonesia yang sebagian besar berada di Bagian Timur Nusantara Dari yakni 12 KAPET dan satu Kapet di Bagian barata NUsantara Yaitu KAPET Banda Aceh. Dari 13 KAPET yang terbentuk di nusantara ini salah satunya adalah KAPET Seram atau Kawasan Pengambangan Ekonomi Terpadu Seram yang didirikan sejak tahun 1998 lalu memang perlu diacungi jempol. Karena walaupun baru difungsikan sejak tahun 2001 karena konflik sosial namun kinerja badan pengelolanya sangat maskimal dalam mengisi ketertinggalannya itu.. Bagaimana tidak pada tahun 2003 misalnya ketika kita belum diinformasikan tentang adanya sistim pelayanan satu atap (one roof service) atau sistim pelayanan satu pintu (one stop service) lembaga yang diketuai oleh Drs. Dj. A. Tuasikal (alm) ini telah mensosialisasikannya di hadapan Pemda Kabupaten Maluku Tengah.
Ini menandakan adanya keseriusan lembaga ini dalam pengembangan daerah ini karena berbicara masalah pengembangan berarti akan ada stakeholders di sana. Siapapun stakeholders itu tentu menginginkan sesuatu berjalan dengan baik tanpa adanya proses yang berbelit. Sebagai stakeholders yang mempunyai tanggung jawab terhadap daerah ini harus memiliki niat yang tulus serta rasa memiliki terhadap daerah ini dan mempunyai komitmen untuk selalu mengembangkan daerah dengan semboyan bersama-sama menghidupkan atau mengembangkan daerah bukan dihidupi oleh daerah. Selain sistim pelayanan satu atap yang ditawarkan ditahun yang sama juga KAPET bekerja sama dengan salah satu lembaga akademis melakukan salah satu studi tentang pembentukan kawasan berikat di Kabupaten Maluku Tengah yang berlokasi di Desa Kawa Kabupaten SBB saat ini..
Secara komprehensip tentang internal KAPET Seram saya akui belum secara penuh mengetahuinya tapi melalui informasi yang disampaikan lewat Info Kapet Seram yang diterbitkan setiap bulannya memberi gambaran kepada saya bahwa sebenarnya pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh kapet kebanyakan berupa pekerjaan non fisik. Terkadang kalangan masyarakat bertanya apa tugas dan fungsi KAPET karena selama ini kami tidak pernah merasakan atau melihat bangunan atau jalan dan jembatan yang dibangun oleh Kapet. Sehingga sering timbul anggapan bahwa lebih baik KAPET ditinjau kembali saja layak atau tidak keberadaannya. Seperti halnnya salah seorang sesepuh kita yang duduk di kursi empuk anggota dewan yang terhormat beberapa waktu lalu menyerukan kepada Gubernur selaku ketua kapet untuk meninjau kembali KAPET Seram karena keberadaannya tidak dirasakan manfaatnya oleh daerah. Hal ini sangat disayangkan karena beliau-beliau yang seharusnya mendukung keberadaan lembaga ini malah sebaliknya. Tapi ini juga perlu disyukuri karena ada sesepuh kita yang berfikir tentang pengembangan daerah walau memang yang disampaikan tidak mendasar.
Awal tahun 2006 lalu dibawah kepemimpinan Dr. L. Ega, MS. KAPET Seram telah memperkenalkan kepada kita bahwa kelapa rakyat dapat digunakan sebagai bahan baku pengganti Bahan Bakar Minyak atau bahan bakar alternative pengganti solar yang lebih dikenal dengan nama biodiesel dan sagu atau tumbuhan serat dapat digunakan sebagai bahan pengganti bensin atau bioethanol . Ini dikemukakan saat kita semua masih buta dengan informasi ini belakangan baru terdengar pengembangan jarak pagar yang diserukan oleh Pemda Maluku sebagai bahan baku biodiesel. Informasi yang disajikan lewat info KAPET Seram menyebutkan kelapa rakyat dipilih sebagai bahan baku pembuat biodiesel oleh KAPET salah satunya karena tanaman ini sudah sangat familyer dengan masyarakat selain potensi menjanjikan di Pulau  Seram. 

Mungkin dalam tidur semua masyarakat Maluku tidak pernah bermimpi bahwa suatu saat Pulau Ambon dan Pulau Seram tidak terpisah lagi namun kehadiran KAPET membuat hal yang tidak pernah dimimpikan ini menjadi diimpikan dengan dilaksanakannya Pra Fs Jembatan AMSER tahun 2006 lalu. Dalam benak sebagian orang ini hal yang mustahil, saya juga sepakat dengan ungkapan ini, tapi hemat saya jika kita ingin berkembang whey not. Seram tidak mungkin selamanya seperti ini. Seorang staf BP. KAPET Seram di Masohi beranggapan bahwa sulitnya investor untuk ke daerah ini karena kesiapan daerah belum maksimal investor tertarik dengan suatu daerah pertama yang diinginkan adalah adanya jaminan antara lain jaminan infrastruktur, jaminan hukum, jaminan keamanan. Hal ini sudah dapat kita siapkan atau belum kayaknya kita belum siap terutama jaminan keamanan yang sangat diwanti-wanti oleh investor. Adanya informasi miring seputar keamanan Maluku membuat orang akan enggan datang ke Maluku.. Informasi-informasi ini selalu menjadi tontonan investor yang ingin melakukan investasi di daerah yang mengakibatkan rasa pesimis terhadap keamanan Ambon yang sudah 10 % menjadi 1000 % kalau seperti ini siapa yang dirugikan kalau bukan masyarakat Maluku. imbuhnya.
Mari sama-sama kita ciptakan suasana aman dan tentram jangan terprofokasi lagi oleh hasutan orang-orang yang tidak ingin daerah ini maju. Katong samua basudara satu hati satu jantong, kejayaan Maluku ada dikatong samua pung tangan mari katong jaga akan bae-bae.
Masyarakat Maluku khususnya masyarakat Pulau Seram harus optimis bahwa seram kedepan tidak lagi seperti ini, seram bagaikan raksasa yang sedang tidur atau seram bagai harimau yang sedang tidur ketika dia tersentuh dan bangkit maka kejayaan Maluku akan didepan mata.. semoga.