Friday, December 4, 2015

SELAMATKAN INDONESIA TANAH PUSAKA



(ADA APA DENGAN NEGERIKU)
(GORESAN PEMERHATI BANGSA)

Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan kekayaan potensi alam yang beraneka ragam, merupakan suatu anugerah Sang Pencipta yang patut disyukuri oleh keseluruhan masyarakatnya. Perikanan, pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan, semuanya melimpah dan menyebar di seluruh pelosok tanah air. Banyaknya potensi seharusnya dapat dimanfaatkan negara kita sehingga menjadi Negara kaya ataupun Negara terkaya sedunia, namun semua itu hanyalah harapan semu rakyat negeri ini. Dapat dikatakan kalau semua ini terjadi karena ketidak mampuan sumber daya manusia kita. Memang banyak potensi SDM yang telah kita miliki namun belum termanfaatkan dengan baik oleh karena kekentalan praktek KKN dinegeri ini yang belum sanggup diberantas. Belajar banyak dari negeri jiran mungkin salah satu jalan terbaik yang tak perlu membuat kita merasa minder. Yang terpenting sekarang bagaimana membuat keterpurukan ini menjadi peluang untuk menuju kearah pengembangan yang nyata. Sedikit angkat mata melihat kemajuan Negara berkembang RRC, yang beranjak dari posisi masyarakat budaya kumuh atau budaya terbelakang mampu menerobos dan mengejutkan seluruh dunia dengan menghadirkan produk-produk baru sehingga mengubah wacana menjadi Negara adikuasa setelah Amerika Serikat.
            Mampukah kita mengembangkan posisi dari Negara berkembang menjadi Negara maju dengan jutaan potensi yang kita miliki ? Keterpurukan negara kita ini merupakan akibat dari tidak stabilan kanca perpolitikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua kekacauan dalam negeri ini merupakan buah dari perpolitikan yang tidak jelas dan membingungkan rakyat Indonesia. Berusaha dan berdo’a haruslah menjadi kekhusukan kita dalam perjalanan menuju arah yang lebih terang. Disamping itu kekuatan harus kita galang untuk mencapai harapan kita bersama. Masing-masing orang memperjuangkan daerahnya melalui program otonomisasi yang diprakarsai pemerintah, dapat dikatakan baik dan juga dapat dikatakan buruk serta akibatnyapun demikian bisa baik dan bisa juga buruk. Mempersiapkan dan memantapkan potensi SDM merupakan jalan awal yang harus kita ambil demi pengembangan negeri ke depan.
            Yang penting esok bisa makan, agar bisa bertahan hidup, kata sebagian masyarakat. Namun apakah kita harus selamanya seperti mereka atau selamanya melihat mereka dalam kondisi demikian. Mereka hanya butuh makan untuk menyambung hidup tapi gejolak bangsa yang semrawut ini tak pernah mereka pedulikan. Dengan kepolosan, mereka tidak pernah menyangka kalau ada sebagian orang yang memanfaatkan kondisi mereka untuk mencari uang.
APA yang harus kami lakukan?. Dari dalam diri pemuda dan pemudi intelek hanya inilah yang selalu merasuk tulang dan darah. Bertanya, berfikir, dan mencari menjadi kunci pelampiasan kekesalan yang dirasakan. Tak bisa berbuat dan tak mampu bergerak bukan karena mereka tak sanggup, tapi karena ada jeruji tajam yang selalu siap menerjang. Mahasiswa sebagai tulang punggung bangsa hanya bisa bersuara. Mahasiswa adalah musuh bagi aparat Negara. Sebenarnya ini merupakan anggapan yang sangat-sangat keliru tapi demikianlah realitanya. Menganga dan bercerita mungkin alternatif terburuk yang harus dijalani oleh tulang punggung bangsa ini. APA, apa lagi yang dapat kami lakukan, kalau suara kita saja sudah tidak mau didengar oleh pembesar-pembesar Negara. Hanya do’a yang bisa kami mohon kepada Tuhan semoga perjalanan bangsa ke depan lebih baik dan mencapai cita-cita kemerdekaan yang tertuang dalam UUD 45.
Mengapa bangsaku ? Ada apa dengan bangsaku ?. Kekacauan di mana-mana, harga barang naik, transportasi dan BBM meningkat, bahan makanan harus kita impor, lalu apa kerja pemimpin dan elit-elit bangsa ini ?. Masyarakat menjadi bingung, melihat kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan. Berharap dan menanti yang selalu mereka lakukan, semoga ada kebijakan ataupun keputusan yang menyentuh kepentingan mereka rakyat kecil. Mengapa Wakil Rakyat yang kita pilih, yang kita angkat dan kita dudukkan di Kursi Tertinggi Negara dan Daerah belum berpihak kepada kita ?. Mereka hanya memikirkan Kursinya saja namun tak pernah terpikirkan apakah pagi ini, siang ini, malam ini, apa-apa saja yang tersaji di meja makan rakyat yang diwakilinya. Dapat makan atau tidak, tidak pernah mereka pedulikan. Banyak pengemis di dalam negeri namun masih saja ada korupsi, masih banyak yang miskin ingin berusaha, tapi masih saja ada kolusi, masih banyak yang menganggur, tapi masih saja ada nepotisme. Ada apa dengan Negeri-ku.! Negeri-ku  bagai cerita dalam negeri dongeng. Negeri-ku bagai sebuah Panggung Sandiwara yang dulu dinyanyikan oleh Bang Ahmad Albar. Bagai semuanya sudah diatur, semuanya sudah dikonsepkan tinggal kapan dilakukan saja.
            Siapa..? dimana dia.! Pemerintah kita mulai mencari dan berfikir siapa yang bisa mengeluarkan kita dari keterpurukan ini. Sadar, Cuma sepenggal kata, namun kalau dikhayati dan dipahami oleh penguasa-penguasa negeri ini tentu kita tak lagi menderita. Suasana aman negeri damai tentu akan diraih. Ketika pertayaan “siapa”  sudah muncul dari mulut pemerintah kita, maka jangan pernah merindukan ketentraman dan kedamaian, ketika yang diharapkan tak lagi bisa berbuat dan ketika yang bisa berbuat tidak lagi dipercaya, bila ini terjadi maka kehancuran dan kemelaratan akan datang dengan sendirinya. Banyak anak negeri yang telah mampu bahkan lebih dari mampupun telah kita miliki, namun aset-aset itu belum kita manfaatkan dengan baik. Keluar negeri merupakan langkah alternatif untuk menyumbangkan pikiran mereka dari pada di negeri sendiri tak diperhatikan. Semua orang yang ingin menjadi penguasa negeri selalu berwacana akan mengeluarkan kita dari keterpurukan, namun alhasil kita tetap saja berada dalam pusaran keterpurukan yang berkepanjangan. Sekarang hujat menghujat dijadikan budaya, fitnah dan maki tak lagi dikenal sebagai sesuatu yang sacral alias tak boleh dimain-mainkan. Semua itu biasa adanya. Mungkin sekarang era reformasi sehingga semua orang bebas mengeluarkan cacian, makian  dan fitnahan.
 Salah…! kita telah salah dalam mengartikan reformasi yang diperjuangkan mahasiswa dengan tujuan membela atau mengeluarkan bangsa dari kebun percontohan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Hasil dari reformasi ini tak pernah terpikirkan oleh pencetus reformasi, seluruh kebiasaan orde baru atau sistem yang dibangun orde baru semua dihilangkan. Ketentraman rakyat dijadikan pertikaian, hormat-menghormati disulap menjadi caci-mencaci, cinta-mencintai diolah menjadi fitnah, kerjasama dijadikan persaingan.  Hanya satu yang dipertahankan yakni KKN (kolusi, korupsi,nepotisme) hanya inilah yang dipertahankan, mereka hanya menambahkan bumbu sebagai penyedap agar tak mudah diketahui.
            Biarkan pemuda-pemudi ini berdemonstrasi, karena hanya itulah yang baru bisa mereka buat. Memberi masukan dan mengkritik haruslah diterima dan dijadikan bahan introspeksi diri penguasa negeri ini. Mereka adalah anak bangsa yang mencintai bangsanya. Jangan mereka disakiti dan jangan mereka dilukai apa lagi dari tangan orang yang seharusnya melindungi. Wahai anak bangsa…….. tetaplah berjuang..!, semoga apa yang telah diimpikan akan terwujud dan tercapai tujuan bangsa yang tertera dalam UUD 45 alinea IV. Para penguasa lihatlah kebelakang, banyak sekali masyarakatmu yang  merindukan belas kasihmu, dan lihatlah kedepan banyak Negara yang telah mencapai cita dalam memperjuangkan kejayaan negeri serta perkembangan dalam negerinya. Beranilah belajar dari Negara tetangga semoga kita bisa, bisa dan bisssaa….!


00000000000000000000

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda