Monday, December 21, 2015

ANTARA CITA-CITA DAN CINTA (Bagian 3)



Bagian ke Tiga.


Hari itu ada tugas sekolah yang harus diselesaikan, qeela dan zanit satu kelompok dan mereka harus menyelesaikannya. Qeela mengajak zanit untuk menyelesaikan tugas mereka di perpustakaan karena masuk istrahat nanti mereka akan presentasikan di hadapan rekan-rekan kelas mereka. memang sebernya tugas mereka telah selesai dibuat, mereka hanya membutuhkan waktu sejenak untuk pamantapan menghadapi presentasi nanti.
Qeela               : zanit perpus yu..
Zanit                : tugas bentar ya..
Qeela               : Iya
Zanit                : kan uda beres la..
Qeela               : iya cuman biar mantap aja,, yu..
Zanit                : ayo.. qeela...qeela,, kamu kalo sehari ngga ke perpus alergi ya..
Qeela               : iya.. iya ntar aja,, janji..
Zanit                : ok.. hari ini kan hari libur blajar..
Kemudian mereka berdua melangkah ke perpustkaan. Qeela dan zanit sedang duduk di perpustakaan baru saja mereka selesai membahas tugas tiba-tiba ahkam datang menghampiri mereka berdua. Ahkam hendak mengajak mereka untuk menemani dirinya sarapan di kantin sekolah.
Ahkam                        : eh qeela, zanit temanin aku dong
Zanith              : kanapa kam
Ahkam            : ngga kita ke kantin yu
Qeela               : kita kan lagi blajar kam
Ahkam                        : ayolah.. lapar ni.
Zanit                : hm ayo qeela antar ada yang pinsan nanti
Ahkam            : nah gitu dong.
Mereka bertiga kemudian sama-sama ke kantin sekolah. Sebenarnya persahabatan mereka tidak dipenuhi dengan intrik percintaan persahabatan mereka sangat tulus. Masing-masing saling menghargai, dan tidak ada rasa saling cemburu atau apapun diantara mereka. namun kejadian siang itu dikantin membuat suasana menjadi lain. Antara ahkam dan qeela tumbuh sebuah rasa yang sangat aneh dalam hati mereka. Ahkam tidak senagaja mengatakan sebuah kata yang memancing gelora perasaan qeela. Dalam hati ahkam juga berkecamuk kenapa kata itu harus keluar dari mulutnya. Ini memang tidak sengaja keluar, namun membuat hati mereka berdua menjadi tidak tenang dan bergelora.
Sesampainya di kantin ahkam langsung memesan makanan kesukaannya.
Ahkam            : bi nasi goreng spesial aku ya + minumnya
Bibi kantin      : iya kam silahkan duduk. Qeela dan zanit mau pesan apa
Qeela, zanit     : kita minum aja bi
Ahkam            : eh ayo dong makan juga
Qeela               : ngga ah aku minum aja.
Ahkam            : ayolah qeela
Qeela               :  ngga aku masih kenyang
Ahkam                        :  ayolah dikit aja.. ya..ya..
Qeela               : okelah kalo gitu tapi roti aja bi.
Ahkam            : nah gitu dong baru namanya kekasih
Qeela kaget bukan kepalang, ahkam pun terdiam seribu bahasa, keduanya terdiam dan hati mereka berkecamuk, ada rasa yang sangat berbeda hari itu. Qeela hanya bisa memandang ahkam dengan hati berdetak dan ahkam pun hanya bisa menatap qeela dengan hati berdetak pula. Memang dalam persaabatn mereka tidak pernah dihiasi oleh persaan suka. Ahkam memang ada hati untuk sahabatnya qeela tapi dia tidak pernah menampakanya baik pada qeela langsung atau hanya sebatas curhat pada zanith. Persahaban mereka sangat baik dan tidak ingin hancur karena perasaan cinta. Ahkam adalah remaja yang ganteng dan baik hati, hal inipun disadari oleh qeela dan zanit. Memang dalam hati Qeela selalu berharap suatu saat ahkam akan tertarik pada zanit dan mereka berdua akan memiliki hubungan yang lebih baik dari pada hubungan persahabatan. Qeela merasa mereka berdua sangat cocok dengan latar belakang keluarga yang baik dan sempurnah. Disisi lain zanith seorang gadis yang cantik itu sangat menyayangi temannya qeela. Dia juga berharap semoga ahkam suatu saat tertarik pada qeela. Dia sangat bersyukur kalau saja ahkam jatuh cinta pada qeela dan qeela juga bisa mencintai ahkam. Perasaan dalam hati masing-masing itu tidak pernah mereka nampakan, semuanya berjalan normal seakan tidak ada apa-apa diantara ketiganya.
Kata kekasih yang dilontarkan ahkam pada qeela membuat ahkam tertekan dan kebingungan kata seperti itu tidak pernah dilontarkan selama mereka berteman, namun hari itu spontanitas di sampaikan oleh ahkam ini mungkin mewakili persaannya yang memang sangat berat pada qeela. Qeela yang sebelumnya tidak pernah mendengar bahasa itu dari siapapun merasa bergetar. Dalam hatinya spontanisas ini adalah perasaan yang terpendam. Qeela menjadi gugup dan hanya terdiam dan sedikit malu. Dalam situasi kebingungan antara ahkam dan qeela itu, zanith pun menjadi penengah. Zanit senyum dan bahagia, dia berharap semoga saja apa yang dikatakan ahkam pada qeela benar adanya. Dia berharap semoga saja ahkam memilki perasaan suka pada qeela. Zanit memang berharap agar suatu saat qeela bisa merasakan kebahagiaan dan dia yakin kebahagiaan itu akan datang bila ahkam memiliki perasaan yang lain buat qeela. Dalam hati zanit qeela sahabat terbaiknya itu sudah lama menderita dalam kehidupan sehari-hari, sehinga selalu berharap untuk kebahagiaan qeela.
Zanith              : kam kamu apaan sih, kamu suka yang sama qeela
Ahkam            : a,,a,,a,, aku
Zanith              : qeela aku ke kamar kecil sebentar ya..
Qeela               :  (hanya menangangguk)
Kemudian zanit meninggalkan mereka berdua. Qeela tidak bisa berkata apapun hatinya berkecamuk entah apa yang dirasakan. Ada rasa senang karena dia memang ada rasa dikit suka pada ahkam, sedih karena dia ingin ahkam mestinya jatuh cinta pada zanit. Perasaan itu berkecamuk dan menjadikan qeela tidak bisa berbicara untuk beberapa saat. Selang beberapa menit qeela dan ahkam hanya terdiam dan gelisah. Hingga zanit kembali dari kamar kecil.
Ahkam                        : qeela aku.
Zanith              : eh kenapa masih bengong aja mana pesanannya lapar ni
Ahkam                        : eh iya.. bi.. minumnya mana bi..
Qeela               : iya uda mulai lapar ni
Zanith              : bi ngga pake lama yah..
Bibi kemudian datang membawakan pesanan menu yang telah dipesan oleh mereka. setelah mereka makan bel berbunyi dan mereka masuk kelas. Dalam kelas mereka langsung dihadapkan pada presntasi tugas. Qeela walau hatinya lagi berkecamuk namun dia masih mampu mengatasi tugas mereka dengan baik dibantu sahabatnya zanit mereka berdua sukses presentasikan tugas mereka.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda