Thursday, March 6, 2014

PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH DI KATAPANG MALUKU

Tahun 1940 dalam kehidupan masyarakat Katapang belum terjadi pergerakan perjuangan, kehidupan pada masa itu dirasakan normal adanya. Bekerja untuk pemerintah belanda mengambil keuntungan seadanya bukan sebuah penyiksaan menurut mereka. Asalkan tidak disakiti atau ditindas kasar mereka tetep melakukan pekerjaan mereka dengan baik. walaupu perasaan jengkel mulai muncul namun karena keterbatasan mereka sehingga mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya pasrah dengan tingkah laku Pemerintah Belanga kala itu. Mulai terjadi pergerakan masyarakat katapang melawan penjajah adalah pada tahun 1942 ketika jepang menduduki seluruh Indonsia termasuk Katapang. Puncaknya ketika masyarakat katapang dijadikan tentara atau prajurit pembantu jepang yang dikenal dengan KNIL dan HEIHO. Semua pemuda katapang dipaksa untuk menjadi prajurit jepang. Beberapa orang diantara pemuda katapang sampai dipercayakan memimpin pasukan KNIL dan HEIHO. Hikma positif yang menguntungkan pada Jaman pemerintahan jepang atau era pendudukan Jepang di Katapang adalah makin baiknya hubungan komunikasi karena pemerintah jepang membangun sebuah pemancar penerima siaran radio dan memfaslitasi beberapa pasukan mereka dengan pesawat radio. Sehingga secara diam-diam pemuda katapang yang tergabung dalam pasukan HEIHO mulai mengikuti pergerakan perjuangan para pejuang indonesia yang ada di Bagian Barat dengan membentuk pasukan PETA. Pasukan PETA kemudian masuk dalam barisan jepang sebagai mata-mata. Hati-hatinya pergerakan pasukan PETA membuat jepang tidak mampu membaca pergerakan mereka.
Salah satu pemimpin besar PETA yang terselubung di balik nama besar HEIHO yaitu Muhammad Noer yang merupakan Kepala Kampung Katapang dan merupakan tokoh perintis kemerdekaan di Maluku bersama Wem Lewaru (Waai) dan Ye Hasan (Luhu). Mereka menjadi sebagain tokoh yang menjadi tongkat pergerakan kemerdekaan di Maluku yang sampai sekarang terkubur bersama sejarah perjuangan mereka, hanya Wem Lewaru yang masih diabadikan namanya sampai sekarang. Tahun 1944 Muhamad Noer diberi tugas yang sangat besar oleh Presiden Pertama yaitu menjalankan sebuah misi rahasia. Kemudian beliau memerintahkan 4 orang pemuda yang tergabung dalam anggota PETA untuk menjalankan misi rahasia tersebut. Mereka adalah Abdurahman (katapang), Arsad Katapang (Katapang), Djabir (katapang), Amei (keturunan cina). Mereka di perintahkan untuk menukar senjata di Manila Piliphina. Dengan perahu Kora-Kora dan bermuatan kelapa Kopra mereka berlayar menuju Manila mendekati perbatasan Manila Piliphina Presiden Soekarno bersama Kapal Selam mendekati mereka dan mengajak mereka berfoto dan memberikan Bendera Merah Putih dan pesan-pesan cara mereka ke manila. Setelah Presiden Soekarno meninggalkan mereka selang beberapa jam kemudian muncul sebuah kapal derek. Kapal tersebut kemudian menarik mereka sampai ke Manila Piliphina. Sesampainya di Manila mereka sangat bingung dengan penyambutan yang dilakukan pada mereka, kemudian penukaran kelapa kopra dan senjata dilakukan tanpa banyak negosiasi yang dibangun. Setelah selesai proses penukaran kemudian mereka kembali ke Indonesai (Maluku) dengan muatan senjata ratusan pucuk dan peluru ratusan peti. Sampai di Sulawesi Utara (Manado) mereka diberitahukan kalau misi mereka telah diketahui pihak jepang sehingga senjata yang mereka bawah dari manila untuk para pejuang PETA di Maluku harus mereka tinggalkan di Manado.
Setelah semua barang yang dibawah ditinggalkan di Manado kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Maluku. Mamasuki pulau Ambon mereka digeledah dan ditahan oleh pasukan jepang. Kurang labih 4 bulan mereka di tahan baru kemudian mereka dibebaskan lagi oleh Muhammad Noer sebagai komandan HEIHO dan PETA pada saat itu. Mereka kemudian kembali ke Katapang dengan hanya membawa pemberian dari Presiden Soekarno yang mereka sembunyikan rapat didalam kapal. Itulah bendera pertama yang masuk di Katapang dan diberikan langsung oleh presiden Pertama Indonesia. Perjuangan mereka terus berlanjut setiap ada pergerakan perjuangan para tokoh katapang telah siap siaga. Pada waktu-waktu tertentu Muhammad Noer sering berkomunikasi dengan kapal-kapal selam pejuang yang berlalu lalang di laut Katapang. Komunikasi yang dibangun adalah gerakan-gerakan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
 Adanya komunikasi perjuangan inilah yang membangkitkan semangat nasionalis pejuang Katapang. Namun pada waktu itu perjuangan yang mereka lakukan hanyalah sebatas pemberian informasi tentang kekuatan dan kelemahan tentara jepang. 
Tanggal 17 Agustus 1945 setelah proklamasi kemerdekaan tentara jepang menyampaikan kekesalannya kepada masyarakat katapang bahwa “kalian telah merdeka”. Hal ini belum serta merta mereka umumkan kemerdekaannya. Sehari kemudian tepatnya tanggal 18 agustus 1945 memanfaatkan kebingunan tentara jepang pada saat itu, kemudian mereka mengibarkan Bendera Merah Putih yang pertama. Selama beberapa jam dengan pengawalan ketat. Bendera merah putih yang pertama dikibarkan ini kemudian disimpan dengan baik. Tahun 1949 tepatnya tanggal 17 agustus pengibaran kedua dilakukan. Bendera ini kemudian disimpan (ditanam) pada tahun 1950 disaat terjadi pembantaian masyarakat Katapang oleh pasukan separatis RMS (Baret) sampai kini belum diketahui keberadaannya. Mengetahui bendera pemberian beliau pada pejuang Katapang telah hilang kemudian Presiden Soekarno mengirimkan penggantinya (duplikat bendera pusaka) dan masih terpelihara sampai sekarang.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda