Monday, December 7, 2015

KISAH NYATA, KISAH SERAM DI AMBON MALUKU

Waktu itu aku masih duduk di bangku kuliah, tahun 1999. namanya anak kos kadang punya banyak makanan kadang juga tidak punya makanan. waktu itu masih jamannya kerusuhan di maluku pada umunya. saat itu nyawa manusia tidak ada harganya sama sekali. sering dengan orang bilang nyawa ayam lebih punya harga dari pada nyawa manusia.




cerita yang ingin saya bagi di sini terkait dengan kerusuhan di ambon. bukan dengan maksud untuk memprovokasi atau semacamnya namun hanya untuk menceritakan sebuah kisa yang pernah saya alami. waktu itu saya hendak berangkat ke ambon dari tulehu karena saya sedang menempuh kuliah salah satu universitas swasta di tulehu. jaman kerusuhan transportasi dari ambon ke tulehu atau dari tulehu ke ambon tidak bisa menggunakan mobil. karena situasi keamanan yang belum kondusiv. kalaupun menggnakan mobil itu hanyalah mobil aparat yang bisa mondar - mandir mengantarkan pasukan atau bahan bantuan makanan.

BACA JUGA  : KISAH NYATA SERAM KUNTILANAK SIANG BOLONG


saya berngkat ke ambon menggunakan transportasi laut dari tulehu menuju mamala. dalam perjalan ada sedikit masalah. karena gelombang saat itu yang kurang bersahabat. ditengah perjalanan, terdengar satu suara dari arah belakang. memang dalam speedboat  yang saya tumpangi sudah heboh ibu-ibu semuanya sudah berteriak. setiap ombak besar datang merkea berteriak. jelas saja, omba besar yang datang itu hampir membalikan speedboat yang kami tumpangi. tiba-tiga terdengan suara dari arah belakang. "KITA BALIK SAJA" begitu kata kalimat suara itu terdengr. tentu saja saya merasa kaget dengan perkataan itu. bagaimana tidak, keadaan ombak seperti ini apa bila speed yang ditumpangi memutar balik, maka speed akan terbalik dan tenggelam. karena merasa heran dengan apa yang saya dengar, saya coba menoleh kearah suara yang datang. ternyata yang berkata itu adalah seorang lelaki kekar dengan kumis yang lebat. saya ketawa dalam hati. kok bisa. seorang lalaki seperti itu bisa mengeluarkan bahasa seperti ini. badan saja yang gede, wajah saja yang seram ternyata nyalainya kecil juga. dalam hati saya.
alhamdulillah kamipun sampai di Mamala pelabuhan terkhir untuk ke ambon. dari Negeri Mamala kita harus ke poka rumah tiga menggunakan mobil. dari poka rumah tiga baru ke ambon lagi dengan menggunakan speedboat.



yang menarik ketika saya tiba di ambon, hari itu ramai sekali.tiba-tiba ada yang berlarian. saya juga ingin lari, tapi waktu itu bukan sok jagoan tapi selalu saja dalam hati saya itu ingin mengethui sesuatu yang terjadi itu. jadi saya tidak lari waktu itu saya hanya berdiri dan melihat apa yang seberanya terjadi. tiba-tiba ada yang erteriak. ada obet..ada obet.. ada obet.. oh ternyata ini akar maslaah sampai mereka lari. ternyata seorang pemuda salah naik angkot. perlu diketahui pada waktu kerusuhan di ambon, hanya pihak muslim yang boleh naik mobil muslim atau hanay pihak muslim yang boleh pergi ke daerah muslim, begitupun sebaliknya hanya pihak kriseten yang boleh naik kendaraan kristen atau pergi ke wilayah kriseten.

BACA JUGA  : KISAH NYATA NGEDATE SAMA JIN


hari itu entah nasib apa seorang lalaki tinggi kekar salah menggunakan jasa mobil. dia salah naik mobil, dia seorang kriseten naik mobil muslim dan perki ke daerah muslim. sang sopir yang entah takut atau apa berteriak ada obet.. ada obet.. ada obet.. penumpang itupun lari sejadi-jadinya. di lari berusaha untuk menghindar dan mencari pertolongan namun naas.. terlalu banyak masyarakat di situ yang menunggunya. akhrinya dia di bunuh dengan cara dipukul di bagian kepala. stelah tubuhnya terbujur kaku seketika itu pula suasana menjadi hening seakan tidak terjadi apa-apa di daerah itu. giliran ibu-ibu yang menutupi korban tadi dengan koran dan karung bekas kemudian meninggalkannya di situ. dan tidak lama kemudian aparat keamanan datang  untuk mengambil korban itu.
betapa meyeramkan hari itu. sungguh nyawa manusia tidak punya harga sama sekali. sakarang saya hanya berharap kalu kejadian di masa itu tidak akan terulang kembali. agar negeri ini aman dan sentosa selamnya.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda