Tuesday, February 18, 2014

SEJARAH Part 8



Kegiatan Adat dan Budaya Masyarakat Ktapang

1.      Kegiatan Adat

Kegiatan adat kampung katapang yang turun temurun dilakukan atau ditentukan diantaranya adalah sebagai berikut :
      Acara Adat atau ritual adat yang pertama adalah sebagai mana proses adat yang dialami dalam mimpi tentang penemuan kampung oleh Lantabi yang dikukuhkan menjadi kegiatan adat dan dilakukan dalam melaksanakan acara-acara adat di Katapang. Kegiatan adat yang tergambar adalah mereka di antar dengan sebuah ritual adat yaitu dengan menggunakan tampa siri yang diletakan diatas sebua loyang (baki) dan kain putih dan diletakan di atas kepala seorang perempuan kemudian diiringi keliling pulau seram sampai di lokasi kampung Katapang sekarang. Kegiatan adat inilah yang sering dijadikan sebagai acara adat tempo dulu yang dipakai pada kegiatan-kegiatan adat di katapang diantaranya, meminang seorang Kepala Kampung, Kepala Adat, Kepala Pemuda, Mengantar Tiang Alif Mesjid, hingga proses pinangan perempuan untuk menikah masih dilakukan proses adat ini.
      Kegiatan adat selanjutnya adalah pengangkatan Kepala Kampung, Proses pengangkatan kepala kampung di katapang dilakukan berdasarkan cara pengangkatan Sultan Buton pada Kesultanan Buton yaitu para saniri atau orang tua-tua kampung yang meruapakan keterwakilan semua suku di Katapang musyawarah untuk Mengangkat Seorang Kepala Kampung Dari Keturunan La Aru yang diyakini dan teruji Bisa dan Mampu memimpin Katapang.
      Adat selanjutnya adalah setiap pemuka-pemuka adat Kampung herus memiliki jiwa membangung, adil, menididik, menjadi teladan. Khusus untuk para pemimpin kampung atau pemuka-pemuka masyarakat diantaranya Kepala Kampung, Sekretaris, Imam, Modim, Ketua Adat, Kepala Pemuda dan pemuka kampung yang lain wajib memiliki pendamping atau menikah. Barang siapa yang belum menikah atau pernah menikah (cerai) tidak boleh diangkat sampai dia menikah kembali dan apabila telah diangkat dan bercerai baik dicerai atau ditinggal (pasangan meninggal) maka wajib baginya untuk mengundurkan diri dari jabatan yang dia pegang di dalam kampung.
 2.      Kegiatan Budaya
 Kegiatan budaya yang  tetap lestari di Kampung Katapang yang turun temurun dilakukan diantaranya adalah :
Ø      Pela
Ikatan persaudaraan yang merupakan sebuah warisan budaya tanah Raja-raja ini  merupakan sebuah budaya yang terdapat pada setiap daerah di tanah Maluku.
Terdapat berbapa cara pengangkatan pela di maluku, namun ikatan pela yang terjalin di Kampung Katapang antara Kampung Katapang dengan Desa Ariyate adalah ikatan pela yang dibangun berdasarkan sumpah. Ikatan ini terbangun karena kedua pihak pada jaman perjuangan sering bahu-membahu atau saling membantu dan saling menyelamatkan karena masing-masing merupakan tujuan pemusnahan para separatis disaat itu yang ingin memecah belah NKRI. Kapatang sendri sering dibantu dalam pemberian informasi penyerangan pasukan RMS. Setiap ada rencana penyerangan oleh separatis RMS ke Katapang, informasi itu langsung disampaikan oleh masyarakat Ariate kepada masyarakat Katapang untuk dapat mempertsiapkan diri. Sebaliknya pada gerakan separatis DITII pada tahun 1952 masyarakat katapang yang sering memberikan informasi kepada masyarakat Ariate bila ada rencana penyerangan. Kejadian ini berlangsung secara terus menerus sehigga hubungan kekeluargaan antara masyarakat Katapang dan Ariyate menjadi sangat erat sehingga kedua kampung ini sepakat untuk saling mengikat tali persaudaraan lebih erat lagi dengan ikatan budaya adat Maluku yaitu Ikatan PELA.
Prosesi sumpah yang dilakukan pada pengangkatan PELA Katapang–Ariyate merupakan sebuah kegiatan yang sangat sakral dimana kedua belah pihak bersumpah dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing kemudian mengambil darah dari masing-masing pemuka adat lalu ditempatkan dalam sabuah wadah (tempurung kelapa) kemudian di minum, sisa darah tersebut kemudian di tuangkan ke dalam sebuah wadah yang berisi air dan dibagikan kepada seluruh warga kedua belah pihak yang hidup pada saat itu dari orang tua hingga bayi yang baru lahir. kemudian sisanya lagi yang telah tercampur air tadi dimasukan kedalam sumur utama kedua kampung.


Ø      Sodara
Selain pela masyarakat maluku juga mengenal sebuah ikatan keluarga yang disebut gandong yakni sebuah keluarga yang terpisah di masa penjajahan belanda dan membuat kampung sendiri-sendiri.
Ikatan gandong ini dikatapang terjalin bukan kerana adanya ikatan keluarga atau turunan sedara, melainkan ikatan sodara yang di bangun karena adanya sebuah keinginan untuk membangun ikatan sodara dimaksud. Adalah ikatan sodara antara Negeri Seri (P. Ambon) dengan Masyarakat Katapang pengangkatan sodara ini terjadi karena masing-masing merasa berhutang satu sama lain yang mana seri merasa hutang terhadap masyarakat katapang atas bantuan masyarakat katapang menyediakan perlengkapan (kayu) pada saat mereka (masyarakat seri) membangun tempat peribadatan mereka (gereja) beritu juga sebaliknya hurtang masyarakat Katapang terhadap Masyarakat Negeri Seri.
Ø      Pagelaran
Beberapa pagelaran seni dan budaya yang terpelihara pada masyarakat katapang sungguh beragam dan tetap dilesterikan namun karena kurangnya biaya sehingga ada beberapa pegelaran yang belum terealisasi kembali. Dianta pagelaran seni yang terdapat di katapang adalah sebagai berikut :
·           Seni
§         Tari sawat
Tari sawat merupakan sabuah kegaitan budaya masyarakat katapang yang hampir punah, hal ini terjadi karena perlengkapan sawat yang dimiliki sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi dan sebagian besar sudah hilang.

§         Hadrat
Hadrat merupakan kegiatan budaya masyarakat katapang yang masih terjaga dan masih dilestarikan hingga saat ini, walau nuansa keseniaannya yang sudah sangat jauh dari keasliannya.

§         Tarian eja-eja (cakalele)
Tarian eja-eja adalah salah satu tarian budaya yang menarik di masyarakat katapang. Tarian ini merupakan perpaduan antara kebudayaan buton dan kabudayaan maluku. Dulu tari ini sering diperagakan untuk penyambutan tamu.

§         Tarian Alionda (tari penyambutan tamu)
Tarian alionda adalah salah satu tarian budaya yang menarik di masyarakat katapang. Tarian ini merupakan sebuah tarian yang diangkat dari kebudayaan buton dan dipadukan dengan kebudayaan Maluku. Tari ini diperagakan oleh beberapa orang gadis untuk acara penyambutan tamu kebanyakan tari ini dipentaskan di luar ruangan.

§         Tarian Saride (tari penyambutan tamu)
Samahalnya dengan Tarian alionda, tarian Saride adalah salah satu tarian budaya masyarakat katapang. Tarian ini merupakan sebuah tarian yang diangkat dari kebudayaan buton dan dipadukan dengan kebudayaan Maluku. Tari ini diperagakan oleh beberapa orang gadis untuk ucapan selamat datang kebanyakan tari ini dipentaskan di dalam ruangan.

·          Olahraga
§         Pencak Silat
Pencak silat adalah sebuah kegiatan budaya masyarakat sejak dulu yang tetap dilestarikan. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat lebaran idul adha.

§         Manggurebe arombai
Manggurebe aromai adalah sebuah kegiatan budaya masyarakat katapang yang telah dilupakan. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan pada saat lebaran idul fitri. Kegaitan ini pada mulanya dilaksanakan karena adanya persaingan antar nelayan pada saat itu. Persaingan adalah arombai  (perahu) siapa yang paling cepat. Kemudian pada setiap lebaran idul fitri para pemilik arobay selalu melaksanakan lomba manggurebe arombai. Yang unik di acara ini adalah bukan karena pemenang tapi melaikan teknik dayung karena dayung harus dengan aturan yaitu suara dayung harus menarik antara pedayung satu dengan pedayung lainya.

·           Sirau
Sirau merupakan sebuah kegiatan budaya turun temurun yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Sirau adalah kegiatan atau acara yang dilaksanakan pasa saat seorang perempuan yang baru saja menikah memasuki rumah keluarga suaminya.

·           Baku Kasmakang
Kegiatan budaya ini merupakan salah satu kegiatan budaya yang langkah sekarang di masyarakat. Baku kasmakan merupakan sebuah kegiatan budaya yang dilakuan oleh seorang Ipar kepada Iparnya. Contohnya bila seorang keluarga istri secara tidak sengaja mengatakan kepada suami saudara mereka (ipar) atau seorang keluarga suami secara tidak sengaja mengatakan kepada istri saudara mereka, bahwa “wah durian itu sepertinya enak” atau “sudah lama saya tidak makan durian”. Ipar yang mendengar hal itu bisanya secara tiba-tiba datang kerumah membawakan durian kepada keluarga suami/istrinya itu dan disuruh makan sampai seluruhnya habis, biasanya sambil makan orang yang dikasimakan biasanya dimanjakan, didandan (pria/wanita). Bila makanan yang dibawah bisa dihabiskan maka, dia bebas tanpa menanggung biaya dari seluruh makanan yang di sediakan, namun kalau makanan yang disediakan tidak sanggup dihabiskan, maka dia wajib mambayar seluruh makanan yang disediakan termasuk denda 2x-5x lipat dari harga sebenarnya.

·           Baku sapu muka
Kegiatan budaya baku sapu merupakan sebuah kegiatan budaya yang tidak terlhat lagi sampai sekarang. Kegiatan ini biasa dilaksanakan pada saat hajatan perkawinan atau acara adat. Setelah selesai acara adat atau perkawinan, para masyarakat biasanya melaksanakan kegiatan ini yaitu, peralatan masak-memasak yang belum dicuci (dandang, kwali, panci) yang masih hitam dengan arang api kemudian digosok di tangan yang sebelumnya telah dilumuri minyak kelapa kemudian di sapu pada siapa saja yang terjangkau olehnya. Setiap orang mencari korbannya sehingga kampung menjadi ramai karena orang saling kejar mengejar, tidak hanya itu acara ini kemudian dilanjutkan dengan siram-menyiram bahkan ada yang dilempar ke air laut.
 

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Komentar Anda